
Walau sporadis, persiapan mantu sudah dimulai segera setelah melamar pada tgl 3 oktober 2008. Untungnya punya beberapa kesempatan untuk ke solo dan palembang, buat hunting batik dan songket untuk seserahan. Toko Pulau Harapan di Laweyan Solo, dan Rumah Limas, Palembang merupakan persinggahan tetap. Sisa materi seserahan dibeli sendiri oleh calon manten.
Penyusunan seserahan dalam kotak2 indah penuh selera beserta pernak pernik untuk acara siraman dikreasikan oleh Tante Aannya Bhakti yang merajut bisnis di bidang ini.

Anak-anak pesan Pusdai sekitar Maret, ternyata tanggal yg kosong 31 oktober 2009 dan setelahnya. Ternyata, tanggal baik bulan baik model sekarang ditentukan oleh ketersediaan gedung.. Setelah liat foto, ternyata interior mesjid tempat akad nikah sangat indah..
Setelah itu, the ladies menyempatkan diri untuk bertemu guna membahas anggaran dan gambaran umum acara dan adat mana yang akan dipakai. Maklum, Tika Sunda asli dan Bhakti blasteran Solo Palembang. Sebagai pihak laki, saya menyerahkan keputusan pada keluarga besan. Namun besanku yang baik menawariku untuk menggunakan adat Jawa atau Palembang, dg pertimbangan Bhakti anak tunggal. Enaknya kalau segala sesuatu dimulai dengan keterbukaan. Akhirnya, Sang calon pengantin yang memberikan kata putus, resepsi dengan nuansa Palembang. Acara adat saat akad nikah menggunakan adat Sunda. Belakangan Tika mengaku sebetulnya ingin adat Jawa, tapi Yangtie tercinta telah tiada (Februari 2009).

Nuansa palembang membuatku sebagai 'pemangku' adat terlibat agak dalam. Terjemahanku untuk nuansa adalah menggunakan songket sebagai kain dan tanjak sebagai tutup kepala buat pengantin dan orang tuanya, serta tari tanggai sebagai pembuka saat pengantin menuju pelaminan. Untungnya ada Inacraft di Jakarta dan kita bisa memilih songket di Rumah Limas tanpa harus ke palembang. Aku mengaduk-aduk penganggon (set pengantin palembang) peninggalan dr bisnis ibuku di palembang untuk aksesori kepala dan kalungnya. Next, tentunya kebaya pengantin dan para ibu.. beramai-ramai kami mencari dan memilih bahan kebaya di Jakarta sebelum menghadiri 100 harinya Yangti. Whew, saya baru sadar kalau bahan kebaya bisa semahal itu. Kebaya dijahit di addistie dan lystia. Hehe, karena overbudget, keputusan bahwa para bapak hanya pakai satu jas langsung dibuat.

Juni dan Juli adalah bulan2 tersibuk, memilih dan memutuskan berbagai hal. Tika sudah menentukan broken-white adalah color of the day. Jadi kebaya seragam bordir broken-white dan bawahnya songket-songketan. bordir para saudara dirancang sendiri oleh salah satu keluarga Tika, sisanya dipesan dari Pak Haji Abdurochim, Kawalu. Songket, sebagian besar dari toko Wijaya, pasar baru. Wijaya juga mensuplai batik untuk segala macam keperluan termasuk seragam batik para petugas lapangan.


Untuk upacara adat dipercayakan pada campernik, milik salah satu keluarga tika. Wah gebyoknya luar biasa indah.. lengkap mulai dari siraman dan untuk acara adat. Campernik juga menjadi penyelamat untuk mencari penari tanggai, tarian adat palembang.
Undangan dari Angel jl wastu kencana. konstrain bahwa undangan harus bermanfaat kalo tidak mau kecil dan sederhana (for the sake of our earth) diterjemahkan dg bentuk frame foto yang bisa dipakai.
Catering untuk resepsi dan akad nikah menggunakan Gens jl kacapiring.. banyak jenisnya semuanya enak dan anak2 senang karena dapat bonus bulan madu ke Bali. Pengalaman Gens membuat sarannya sangat membantu dan dapat diandalkan.
Catering untuk pengajian jumat di katamso, saya minta tolong TS90, tamansari... fleksibel dan responsif.. karena tidak mau ribet untuk makan keluarga yg mulai kumpul sejak kamis saya juga minta tolong mereka dan mereka bersedia walaupun jumlah pesanan kurang dari 100. Selain itu juga tenda dan kursi untuk siraman juga di koordinir mereka. Keluarga yang datang ditempatkan di vila cisangkuy, jl cisangkuy.. pegawai yg ada di sana bersahabat dan rumahnya cukup besar untuk menampung sampai 15 orang dg halaman yang cukup luas.

Dekor dari fusia, jl rajiman (tomodachi), sangat indah, property bagus dan berkualitas dan mau meladeni permintaan pengantin yang ingin 'beda'. Foto bacteria dan Video Audi, sekumpulan anak muda kreatif yang mengembangkan hobbi menjadi bisnis dan profesi.. menyenangkan bergaul dengan mereka, selalu siap membantu.


Souvenir resepsi dari Rizal anggrek, Lembang. Saran packagingnya sangat membantu, dan penuh tanggungjawab dalam delivery. Souvenir pengajian (surah quran) dari Bu Neni, Bintaro.. buku indahnya jadi rebutan..
Musik oleh wijaya musik yang orchestranya mengiringi tari tanggai dengan lagu gending Sriwijaya' membuatku merinding. Belum pernah kudengar lagu itu dimainkan sedemikian indahnya. Menariknya pertunjukan 'live' orchestra mengiringi tarian hanya dg latihan seadanya di sore hari sebelum resepsi.
Make up pengantin dan ortu ditangani oleh bellstar yang sangat profesional. Hasilnya terlihat natural, walaupun menggunakan berton-ton dempul untuk jerawatku yg lagi sangat tidak bersahabat. Untuk hari Jumat saya minta teh nunung yg biasa mengurus rambutku untuk mendadani, hasilnya tak kalah.. mas arie malah bilang lebih natural, mungkin karena ada jerawat yg masih ngintip..

EO dipegang sendiri oleh pengantin putri yg sampai jelang akad nikah masih sibuk dg HPnya. Pelaksanaan dibantu oleh teman2 pusair yg tak kenal lelah dan penuh tanggung jawab... keluarga para pihak serta selusin pasang teman2 bhakti n tika yang bertopi 'lancip' yg seyogyanya juga jadi 'panitia' penuh, belakangan terlibat dalam ajang reuni keluarga dan reuni sekolah.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membuat our dream comes true..Terimakasih pula pada semua sanak dan sahabat yang telah hadir maupun yg tidak bisa hadir atas doa dan perhatiannya..
(semoga tulisan ini dapat membantu teman2 yang akan menyusul mantu... penjelasan lebih lanjut bisa lewat japri)