Pagi itu, 20 April 1996, hari wisuda sarjana. Aku sudah mempersiapkan diri sejak pagi, mengenakan baju terusan batik yang baru dijahit ibu. Mengenakan kerudung putih yang juga baru, dan sedikit berdandan. Toga biru dengan kelepak hitam, pinjaman dari seorang teman, tampak gagah kukenakan. Topi sarjana dan medali berlambang Ganesha melengkapi penampilanku pagi itu. Hari itu, aku satu-satunya wisudawan dari asrama putri.

Apa yang ada dalam pikiran mereka? Bahwa baunya toh tak akan nampak dalam foto? Toh aroma mereka pun akan tersamar saat berada di luar, karena saat itu sudah dekat Idul Adha, sehingga banyak tenda penjual kambing di sekitar Gelap Nyawang dan Ganesha. Foto tak akan mengungkap rahasia, tapi foto pun tak akan berdusta. Kelihatan kan, siapa yang sudah mandi, siapa yang belum? Tidak cukup dengan pose formil, ada juga yang ingin berfoto dengan gaya bebas, sampai nungging-nungging segala. Astaga...
Ayah dan ibuku datang, dan aku tentu saja menyempatkan untuk berfoto bersama di taman asrama. Setelah itu kami ke kampus, dan siangnya aku langsung pulang ke rumah bunda, tak lagi mampir ke asrama. Biasanya juga tak ada tradisi khusus untuk para wisudawan asrama. Tak ada juga yang akan kehilanganku. Besok-lusa toh aku bisa datang dan mampir lagi, sebelum benar-benar keluar dari komunitas Ganesha. 3,5 tahun di asrama, sebuah periode berharga dalam kehidupanku. Akan terkenang selalu. Aku rindu asramaku...
2 comments:
Kayaknya pendamping jadi bener2 pendamping ya sampe sekarang... tambah buntut ada berapa nih.. hehe seru ya.
Agak susah nih mengenal adik2 di foto, semuanya serupa perlu close up, hehe..
Mungkin teman2 bisa diajak masuk milis ya biar gang nya bisa tetap kompak dan lebih ramai kalo reunian.
Salam,
Titin
Iya teh. Saya "senang" nih, serasa jadi anak bungsu sendirian. Junior. Hehe... Saya ajakin deh alumni Aspuri lainnya untuk ikut meramaikan milis dan blog kita ini.
Post a Comment