06 November 2008

HBH dan Reuni di Pancoran


Minggu pagi sebelum jam 7 aku siap di depan gelapnyawang 2 untuk berangkat bareng ke Jakarta. Mbak Tini yg nawar minta dijemput digerbang ITB masih di jalan (waduh mbak, kan dulu tiap hari dilakoni) Gak lama dina datang, ella bawa roti unyil, mbak tini dg mobilnya dan pergi memarkir ke itb bersama ella. Lestari si capeng muda datang disertai putrinya yg manis, terus capeng tua pudji yg langsung protes…”ma jun kumpulnya kepagian… aneh2, kok enggak di itb aja?” lha… namanya juga anak ap, ya pengennya di ap, beda dengan wakil dekan atau istri wakil rektor itb.

Pasukan dibagi, mbak tini, ella, dan lestari satu mobil, aku, dina dan pudji di mobil satunya. Perjalanan lancar sambil nostalgia, cerita anak, dan debatan seru tentang itb (mumpung ada bu wakil dekan nih). Tak terasa udah sampai ke rumah kak idayanti dan mas palgunadi yg sangat mudah dicari… Capeng pudji (untuk beberapa waktu sineng jadi yg termuda bersama lestari) protes lagi,”bener kan kepagian...” jam belum menunjukkan setengah sepuluh… malu juga nih dg tuan dan nyonya yg jadi terburu-buru bersoleknya (tetap cantik kok kak ida), jadi ngerjain… Untung udah ada rostina, bang ibar dan mbak emmy yg katanya diminta datang pagi untuk bantu2…. Nah ada manfaatnya kan datang pagi…

Bantu-bantu sekenanya… motongin buah rujak berenam, yg dua senior ngontrol hehehe… ada yg motong, ada yg icip2. Yg jelas mbak tini sempat, “ih si jun..” melihatku memotong buah dg tangan kiri (1mangga dan 1 kedondong), steril kata rostina… sudah motongin buah kita langsung motongin makanan kecil yg macam-macam, kali ini dg gigi….. ada yg asam, manis, asin, pedas… pokoknya komplit… apanya yg mau dibantu,semua udah disiapkan oleh tuan dan nyonya rumah
Pelan-pelan tamu mulai berdatangan, perbandingannya 5 ap, 1 rumah f. Makin lama teman2 rumah f makin mojok, kalah pasukan, kita menguasai ruang tengah dan multimedia untuk mejeng foto ap. Hukum rimba ternyata emang hukum alam, yg banyak.. menang… (sorry mas pal dan mas2 yg lain). Lestari mulai sibuk dg kecapengannya memberi name tag bagi aspuriwati yg berdatangan… (gak percuma dibawa jauh-jauh dari bandung, hehehe) Cuma, masa pudji jadi capeng lagi? Untungnya yus, nining, ika, enok, endang, dan lisa datang… lepaslah pudji dari jabatan capengnya

Senang dan surprise sekali karena cukup banyak mbak dan kakak angkatan 50an yang datang. Ada mbak sri lembayung, mbak Iswati (ies), mbak siti sudarmiyati (mimiek), mbak setiati, mbak ati sri umijati, mbak siti aminah, mbak betty, mbak ida faridal, mbak siti kami, dan mbak soewarni Mansur. Saat ditanya, salah satu (maaf saya lupa namanya) bilang, “pokoknya kita dapat sms entah dari siapa… jadi ya datang”. Sebagian pastinya telah menyebarkan berita tersebut ke yang lain, karena ada beberapa, mbak betty di antaranya, yg protes namanya tidak ada di dalam daftar alumni kita. Yg belum terdaftar pastilah tidak mendapat sms dari kapok atau dankapok. OK mbak, punten ya, nanti segera diedit daftarnya...

tampak di foto ang 50-65an: Sri lembayung maas (mbak jijit), siti kami (mbak siti), betty darman (mbak betty), Iswati (mbak ies), soewarni mansjoer (mbak suwarni), siti sudarmijati (mbak mimiek), ati sri umati (mbak atiek), ida faridal (mbak ida), setiati (mbak titiet), siti aminah (mbak mien)... tks mbak kien dan uni upiek yg sudah berbagi ingatan dgku


Menyaksikan foto jadoel b/w courtesy mbak kien, salah satu menawarkan untuk mengirim koleksi jadulnya ke alamatku. Insyaallah. Ternyata AP dan sms cukup untuk menyatukan kita. Sayangnya, aku tidak ingat untuk bertanya siapa yg biasanya menjadi simpul pada angkatan 50an yg di Jakarta? Ada yg tau? Kak Reny? Kun? Sayangnya lagi, saya hanya bisa memberikan cd foto kepada 1 – 2 orang saja dari mereka, karena sebagian besar pamit saat saya masih heboh foto dg capeng…

Angkatan 66-69 juga cukup banyak, dipimpin kak reny, sang kapok yg rajin dan bersemangat wawancara tanya no hp kesetiap konstituennya. Ada kak el, ni mien, ni nen, kak uras. Kak enci telat dan aku hampir gak ngenali.


tampak difoto angkatan 65-69, ngebon angkatan 70-72 biar imbang: Mien, nen, krisna, reny, asih, el, uras, yuyun (tapi itu kak krisna ikut nyempil di sini padahal bukan angkatannya)


Angkatan 70an? Biasa…. yg menuh-menuhi krn paling banyak:, kak yuyun, mbak tini (sayang gak ikut mejeng) kak asih, kak krisna, kak anda, mbak toet, mbak etty, mbak emmy, kak ken, mbak didien (mbak ni ye), kak idayanti, astati, norma, linda, kun, yanti, ella, rostina, dina, jun, Sylvia, koo, dan pudji. Kak yeni telat


foto angkatan 73-79: koo, astati, norma, anda, emmy, yanti, to-et, etty, dina, didien, idayanti, pudji, linda, ella, kun, jun, ken, rostina


Back to the story, penguasa ruang tengah tak punya inisiatip membuka acara. Acara formalnya, nebeng aja ke f… dibuka oleh capeng rumah f (saya duga, lo) terus sambutan dari tuan rumah mas palgunadi, mas alita menggojlog para korban ap dan korban f (siapa aja, ayo??) terus mas indra setiawan cerita tentang pengalamannya ke bar & es krim, terus… pemangku dankapok ap diminta ngasih sambutan, tapi mike langsung diserahkan ke kak reny. Dari belakang didien nyeletuk “… wah gak pede tuh… kalah wibawa sama yg tua…” padahal… iya bener… gak tau mau ngomong apa klo formal2an gitu…rostina bisik2 minta supaya mbak etty disuruh ngomong juga biar tambah seru…. Eh nebeng acara kok mau nguasai juga… dan mas-mas rumah f udah lapar, jadi acara langsung ditutup dg doa yg dipimpin oleh zul cek mat yg baru datang… (masa dia lupa sama daku??? Payahhh).

Beberapa aspuriwati datang saat acara omong2 sedang berlangsung. Didien diantaranya, yg saat penggojlogan dimulai masih manyun sendirian diantara pasangan lainnya, karena mas dodiek masih parkir. Yg lain yanti (sahabat sekamarku) dan linda teman secapengku, aku tak bertemu dengannya sejak dia meninggalkan ap, ternyata rambutnya sudah buceri (istilah ella), belum dicek buceri atau bukepi kaya lia. Linda dan norma capeng teladan yg baik hati yg selalu membantuku terhindar dari kemarahan para senior karena malas dan lupa tugas… (“kamu anak kecil nakal”, kata linda)
Makan….makan… antrilah tua muda menuju meja makanan yg disiapkan tuan rumah di garasi. Sebagian langsung ambil ‘takjil’ (?) kolak (heeeee ingat… katanya diet???) dan rujak yg ada di ruang makan di dekat tempat kumpul…. Norma datang saat makan bersama mbak titi kami dan kak uras… senang bisa ketemu kak uras dipertemuan kita… mudah2an kita menjadi sedikit penghiburan bagi kak uras ditengah duka ditinggal Dr Erns suami tercinta, apalagi saudara kak uras juga sedang terbaring sakit. Doa kita semua buat ketabahan kak uras dan keluarga.

Saat makan, Mbak toet manggil, “jun, tau gak… tadi ada yg sok tau, bilang gini…. “Ehhhh kak roma… aku masih inget kok… sudah lama gak ketemu” aku bingung, lo.. kak roma kan sms gak bisa datang… “….dan dipeluklah… kak krisna..” …hehehe didien gak bisa bedain kak krisna dan kak roma…. Kak Krisna, senior kamarku masa capeng, yg ikut dengar cuma senyum manis sambil sedikit melet seperti kebiasaannya dulu. Btw, aku naksir banget dg batiknya mbak toet yg cantik…. Kayanya gak beda jauh dg batik oleh2 solo yg kupakai, Cuma yang pasti beda digit aja… Kita juga dihibur oleh dentingan piano kak krisna yg masih ok, suara ni mien, dan mbak etty. Mbak etty yg emang lincah dan ceria (kata lestari) berkali-kali ngajak dansa yg akhirnya dilayani oleh si menado norma untuk poco-poco. Kun dan mas agus yg setia dan kak ken dg mas agus juga (setia juga) datang… kun gak biasa telat, “banyak acara” katanya. Kak Ken? Spesialis telat, spesialis telat ini selalu bebawaan, kali ini bawa salak…

Aku mengeluarkan tas biru 77 dan berdiri di depan yanti dll, kencleng khas ap mulai jalan, beberapa mulai merogoh memasukkan tangannya ke dalam tas biru, supaya gak ketauan… Capeng Lestari, salah satunya… senior galaknya langsung nggertak,”eh maksudnya lestari yg ngiderin, bukan cuma masukin kencleng” “he…. si jun bisa aja kalo ngerjain orang” kayanya suara Yanti atau rostina tuh… ada yg tanya untuk apa kencleng… “Untuk kontribusi biaya halal bi halal, sukarela mbak, gak juga gak papa” Alhamdulillah, terkumpul Rp 1.8 juta. Diujung acara, nyonya rumah setelah sedikit perdebatan hanya mau menerima kontribusi Rp 800.000 dan minta sisanya dimasukkan dalam kas alumni ap itb untuk keperluan lainnya. Kesepakatan kita adalah dananya akan dipakai untuk kontribusi awal pada reuni berikutnya dan dana social bila ada yg membutuhkan. Mudah2an semua isu keuangan bisa dilaporkan secara terbuka oleh capeng budi dan erni yg gak ikut reuni kali ini.

Sudah kenyang, kak reny yg mendaulat diri jadi wartawan foto mulai sibuk…”nanti fotonya per angkatan ya..” wah susah juga ngaturnya, kadang terpaksa diciduki satu-satu, ada yg lagi asik makan salak dipaksa… “foto dulu mbak”…tapi akhirnya jadi juga, walau ada yg nyempil. Dan mbak tini yg dibawa jauh dr bandung tak mejeng karena kebetulan lagi sholat… Yg datang telat, kak enci, kak yeni kayanya juga gak kebagian difoto… mungkin kak reny nanti bisa ngulik… Lucunya setelah berhasil mengumpulkan angkatan 50-65 untuk mejeng, di kiri ada mas rumah f dari angkatan yg sama kelihatannya ragu2 antara mejeng atau minggir. Waktu saya bilang, “silahkan aja mas, boleh kok rumah f ikutan” si mas malah langsung mundur, “ ah… nanti ada penyamun di sarang perawan”, katanya. Paling enak ngumpulin angkatan 80an… “caaapeeennnggggg” langsung kumpul, hehe

foto capeng abadi angkatan 80an: yus, lisa(?), jun, nining, sylvie, enok, ika(?) lestari, endang. Di sini sylvie dan jun yg ikut nyempil. klo sylvie emang blm kebagian foto sblmnya, klo jun? spesialis mejeng...

Setelah sesi foto selesai, aspuriwati mulai berangsur pamit… emang udah mulai sore… teman2 seperjalananku mulai tak sabar melhatku lelet dan masih sibuk dg data dan cd… sampe ella bilang, “udah matiin aja laptopnya, nanti dia pasti ngajak pulang” ya deh bu dekan, aku nurut… kita pamit, yuuuukkk. Mbak etty mulai memimpin paduan suara yg gak padu menyenandungkan lagu2 kebersamaan dan perpisahan, kadang balapan dg pianonya kak krisna……

Terimakasih semua…. telah memberikan kenangan yg berharga tentang arti suatu kebersamaan dalam keberagaman… senang kumpul dg kakak, sahabat, dan adikku se ap…. Terimakasih juga buat kak idayanti dan mas palgunadi yg telah menyediakan tempat dan memfasilitasi segala sesuatunya. Semoga Allah membalas semua kebaikan. Mohon maaf bila ada laku dan kata yang salah… sampai ketemu lagi pada reuni mendatang… Sayup-sayup terdengar nyanyian fals mahasiswi kos-kos an sebelah rumahku… ”tersenyumlah dan tetap tertawa… emang dunia tak seindah surga…” yg membuatku tersenyum sendiri mengingat masa mahasiswaku di gelapnyawang….

No comments: